Selamat membaca...

Sabtu, 15 Juni 2013

Deja'vu



Sudah hampir 3 tahun ini aku mengenalmu. Kita menjalin sebuah ikatan yang dinamakan dengan pertemanan semenjak kita berada disini, di kota kecil ini. Seiring berjalannya waktu aku mulai mengenalmu. Lebih tepatnya sedikit lebih mengenalmu. Dirimu yang misterius dan penuh kejutan. Dirimu yang bisa dibilang jago ngelawak (emang pantes kalo jadi pelawak). Cara kerja otakmu yang selalu membuatku kagum. Dan juga kesederhanaanmu.
Semenjak pertaman kali ketemu kamu di tempat percetakan foto (jaman masih maba dulu) aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari dirimu. Kala itu kamu sok akrab denganku. Dan kamu tau, aku merasa risih dengan sikap sok akrabmu itu. Semenjak kejadian itu, aku mulai penasaran denganmu. 
Tak kusangka kita dipertemukan kembali, dalam bidang pendidikan yang sama. Kita ternyata berada dalam kelas yang sama. Semenjak itulah persahabatan kita dimulai. Semester 1, 2,3 sampai 6 sudah kita lalui bersama dengan keenam orang lainnya. Banyak hal yang telah kita lalui. Entah itu sedih, senang, bahagia, marah dan semuanya kecuali menangis (aku belum pernah mengalami ini bersamamu, haha).
Dirimu itu kadang menyebalkan. Kamu dulu sering banget ngebully aku dengan lawakanmu. Tapi kadang aku merasa senang juga looh ketika kamu ngebully aku. Gak tau juga kenapa aku bisa ngrasa senang gitu. Yang jadi pertanyaanku, kenapa dari keempat cewek itu, Cuma aku aja yang kamu bully? Pengen sih pertanyaan ini aku ajukan ke kamu, tapi aku gak cukup nyali untuk mengajukannya. Karena dirimu mungkin seperti martabak special. Hehehe
Salah satu hal yang menurutku special dari dirimu itu adalah kamu selalu terlihat santai dan tenang dalam bebagai hal. Meskipun aku dan teman-teman yang lain mengalami kegelisahan karena tugas, atau masalah yang lainnya, Cuma kamu sendiri yang terlihat tenang dan santai. Kok bisa gitu sih kamu. Gak salah jika temen-temen selalu memberikan tugas khusus untukmu, yaitu “ndongani” atau berdoa. Dikala ada presentasi dikelas, dan kita belum siap entah itu tentang materi ataupun dari pribadi masing-masing, dirimu yang selalu kami andalkan. Karena kamu diberikan kemampuan oleh Tuhan pada otakmu yang mampu berpikir logis dan kritis.
Selain itu, kamu menurutku seperti bunglon. Kenapa? Karena kamu orangnya easy going. Dimana-mana kamu bisa menyatu. Entah itu kamu berkumpul sama teman sebayamu, teman kampus, tukang becak, tetangga-tetangga kontrakkanmu, tukang bangunan, anak-anak kecil, bapak-bapak, ibu-ibu, mbah-mbah, pokoknya semuanya deh, pasti kamu bisa menyatu dengan mereka. Bahkan, pacarmu sendiri bisa cemburu sama kedekatanmu denga tetangga sebelahmu. Gak salah jika banyak orang yang menyayangi dirimu. Karena sikapmu itu.
Meskipun dari 8 manusia yang membentuk segerombolan dengan nama Sakinah kamu yang paling muda, namun menurutku kamu lebih dewasa dari pada aku. Kadang kamu bisa bijak dalam menghadapi masalah. Makanya kamu aku sebut seperti martabak special. Banyak hal yang aku bisa pelajari dan aku dapat darimu melalui kejadian-kejadian yang pernah kita alami berdua maupun dengan Sakinah.
Kamu tau gak, banyak yang bilang kita itu cocok. Cocok dalam hal apa, aku juga belum menanyakan kepada orang-orang itu. Sampai-sampai anak-anak kosan bilang kalau kita itu sedang menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman. Apa emang kelihatan kayak gitu ya? Semenjak itu aku mulai kepikiran. Dan akhirnya aku mulai ada rasa sama kamu. Tapi aku gak pernah jujur dan gak akan bilang ketemen-temen sakinah, termasuk kamu juga.
Aku memang merasakan sepertinya ada chemistry diantara kita sejak pertemuan pertama kita di percetakan foto. Dan rasa itu semakin diperkuat dengan kejadian-kejadian yang aku alami denganmu. Karena memang hampir tiap hari kita ketemu, dan sering bekerjasama bareng. Gimana coba kalau rasa itu gak semakin kuat.
Aku sering mengalami deja’vu bersamamu, entah sudah berapa kali aku mengalami ini. Aku juga gak tau kamu ikut merasakan deja’vu ini apa tidak. Tapi menurutku kamu juga merasakannya. Yang aku ingat mengenai deja’vu bersamamu, kita sering bertatapan tanpa disengaja. Dikelas dalam pembentukan kelompok MTK, kala itu tanpa sengaja mata kita saling bertatapan, dan akupun seakan sudah tau apa maksudmu. Maksudmu yang mempertanyakan tentang kelompok. Dikelas IPS hal itupun juga terjadi, dulu itu kita sedang berdiskusi dengan Sakinah (tapi aku lupa tentang bahsannya). Ditengah-tengah diskusi itu tanganku dan tanganmu bebarengan mengambil bungkus Vitacimin yang tergeletak di kursi. Kita gak pernah janjian untuk melakukan itu. Itu terjadi secara alamiah tanpa ada rekayasa diantara kita berdua. Gimana mau janjian dulu, kitakan lagi diskusi dengan Sakinah waktu itu. Mungkin radar chemistry kita kali ya yang janjian. Tanpa kita menyuruh mereka, mereka bisa bekerja sendiri dan menimbulkan deja’vu-deja’vu itu.
Satu lagi deja’vu yang kuingat, yaitu ketika acara pameran seni akhir Mei ini. Ketika itu aku dan teman-teman sedang membereskan Stand kita yang basah kuyup diguyur air hujan. Kamu sedang duduk di Stand panitia pameran. Lagi-lagi, radar kita bekerja tanpa meminta kesepakatan dari para pemilik radar ini.  Tanpa disengaja, mata kita bertatapan kembali. Dan lagi-lagi aku mengerti maksudmu. Bagiku, sorot matamu ketika menatapku seakan selalu mengisyaratkan sebuah pesan, dan dengan jelas aku dapat menangkap pesan itu. Apa mungkin kamu juga merasakan hal ini? Akupun tak tau itu.
Kadang aku berpikir apa mungkin ini adalah petunjuk dari Tuhan tentang jodohku yang sebenarnya. Bisa iya, bisa tidak. Karena aku merasakan banyak kesamaan diantara kita. Kadang juga aku merasakan kamu tau apa yang aku mau, dan begitu sebaliknya. Hal ini aku rasakan ketika kita sedng melakukan proyek bersama. Seperti, waktu PLPG dulu. Kita pernah bekerjasama hampir 3 bulan, bekerja mulai pagi sampai laurt malam. Hasilnya bisa dibilang sukses. Disaat bikin batik juga gitu. Kamu lebih sering berdiskusi denganku dari pada dengan teman-teman yang lain. Dan yang menurutku palaing berkesan adalah ketika kelompok kita mendapatkan juara 1 dalam pameran seni. Deja’vu itu muncul lagi. Disaat pengumuman juara dan koreksi dari dewan juri tentang pameran, kita bertatapan kembali dari jarak yang cukup jauh (mungkin 5m). dan seperti biasa aku dapat menangkap pesan dari tatapanmu. Selanjutnya, ketika dewan juri mengumumkan juara, dan kelompok kita yang menang, dengan jelas aku melihat kebahagiaan didirimu ketika kamu berjalan menuju tempat kelompok kita berkumpul. Ketika itu dengan reflex aku langsung menghampirimu. Tersenyum padamu, dan langsung ber-“high five” ria merayakan kemenangan ini dengan mengangkat tangan kita dan mempertemukannya di udara. Cuma itu luapan kebahagiaan atas usaha dan kerjasama yang telah kita lakukan semalam, menurutku masih kurang. Namun, tak apa, aku sudah cukup bahagia dengan itu. Karena aku juga bisa merasakan kebahagiaan yang nampak jelas di wajahmu. Senyum kebahagiaan yang jarang bahkan tak pernah aku melihatnya darimu. 
If someone asked me what was the greatest moment of my life on May…
I’m gonna say this is the greatest moment of my life on May… hehehehe..
Sedikit cerita tentang pameran seni, sebenarnya hasil pameran seni itu bukan hanya kita berdua yang bekerja menyelesaikannya. Namun, itu adalah hasil kerja keras dari 11 orang dalam kelompok yang diberi nama Sae Sanget.  Dalam tahap finishing, memang hanya dikerjakan oleh 5 orang, aku dan dia juga termasuk kedalam 5 orang ini. Kenapa kok hanya 5 orang? Jawabannya, karena kebanyakan anggota kelompok kami adalah perempuan dan pastinya jam malam bagi perempuan yang masih kos dibatasi Cuma sampai jam 10. Kecuali aku dan salah satu anggota cewek lainnya. Kami berdua memang berniat menambah jam malam kami sampai stand kelompok kami kelar dan juga membantu ketiga lelaki tampan yang sedikit konyol ini.
 Kami berlima bekerja sampai subuh tiba untuk merampungkan stand ini. Rasa capek memang mulai menghampiri tubuh ini. Namun tak dirasa. Karena semakin malam kita bekerja ide-ide mulai terbangun dari tidur lelapnya. Para pemilik ide-ide ini juga merasakan sesuatu yang berbeda. Tiba-tiba rasa kantuk berpamitan untuk pergi ditengah malam pekat yang bertabur bintang. Seakan dia tau diri akan posisinya. Merelakan posisi yang seharusnya dia tempati sekarang dengan si tekad. Tekad yang menggebu dari pemiliknya untuk segera merampungkan stand ini dengan kemampuan yang masih tersisa.
Kala itu si capek menginginkan posisi si tekad, dia ingin bertukar tempat rupanya. Akhirnya si capek datang juga. Kita merasakan capek bukan karena pekerjaan. Namun gara-gara ketawa. Salah satu dari kita berlima mulai menunjukkan kekonyolannya dan akirnya kami berlima ikut terjun juga dalam kekonyolan itu. Kolaborasi kekonyolan itu menimbulkan sebuah semangat. Semangat untuk memberikan yang terbaik. Waktu kala itu menunjukkan pukul 03.30, akhirnya kita berhasil merampungkan stand ini. Good job guys :D
Tak kusangka, ternyata cerita tentang pameran jadi sebanyak ini. Padahalkan tadi aku niatnya Cuma sekilas aja berceritanya.. hehehe,, maaf yee pemirsa, kebablasan,, :D
Cukup sekian dulu yaaa, cerita tentang kamu. Maaf gak bisa sebut merk. Tapi bagi pemirsa yang mungkin dekat denganku pasti langsung tau siapa tuh orang. Hehe
Hmmmm,,, Byeee……… ^_^

 

Rabu, 29 Mei 2013

Kegelisahan hari ini

 Hari ini, bisa dikatakan saya sedang dilanda kegelisahan, kegalauan, dan kebingungan. Yang terjadi adalah seharian saya hanya berdiam diri di ruangan kecil tempatku mencurahkan segala hal. Enggan beranjak untuk keluar. Yang saya lakukan adalah kembali menjadi masyarakat maya. Pagi-pagi sudah bercengkrama dengan Fb dan socmed lainya berharap menemukan pangeran insprasi yang lama kunanti. Hasilnya nihil. saya tidak menemukan pangeran itu. Tanpa arti.

Saya sadar dan sangat paham bahwa sekarang bukanlah saatnya saya bersenang-senang dan berkecimpung dalam masyarakat maya. Mengingat mimpi, cita-cita dan janji yang telah terucap pada kedua orangtuaku, yang mestinya harus segera saya usahakan mulai dari sekarang. Namun, kenapa kaki ini enggan untuk melangkah? Kenapa tekad dihati ini tiba-tiba mlempem? Beri aku petunjuk-Mu Tuhan. Bangunkanlah aku.. 

Saya sebenarnya tahu  apa yang mesti saya lakukan. Saya harus bergerak, melakukan tindakan yang berarti bagi hidup saya dan juga mimpi-mimpi saya. Namun yang terjadi, saya tetap saja masih berdiam diri dalam kegelisahan ruang kecil ini. Tetap diam dan berpikir. Sampai akhirnya, saya menuliskan segala kegelisahan yang saya rasakan saat ini. Timbul pertanyaan di benak saya. Kenapa saya malah menulis? Apa tulisan ini akan berarti? Bisa jadi tanpa arti. Biarlah, hal ini tak perlau dipikirkan.

Dalam pikiran saya saat ini adalah mimipi, cita-cita dan juga janji pada kedua orang tua ku. Hal itu yang membuatku gelisah. Untuk saat ini saya hanya memikirkannya. Usaha untuk mewujudkannya belum seberapa nampak. Sedikit sekali, menuruku. 

Saya mengerti sekarang. Yang perlu saya lakukan untuk mimpi-mimpiku adalah mulai bergerak. Bergerak untuk menwujudkannya. Mulai melangkah menyusuri jalan menuju mimpi-mimpi itu. Dan juga berdoa yang mampu menguatkan hati.

Ngomong soal mimpi, saya jadi teringat tetang qoutes dalam novel "5cm" yang berisi:
"Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Leher yang akan terus melihat keatas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Serta mulut yang akan selalu berdoa."

 Berusaha, dan terus berusaha untuk mimpi-mimpi itu. itulah yang harus saya lakukan mulai dari sekarang. (Maret 2014, mimpi-mimpiku, cita-citaku, dan janji pada kedua orang tuaku). Bismillah, beri kelancaran dan kemudahan ya Allah. Tetap DUIT. SEMANGAT.... !!!!! :D :D

*Menyemangati diri... heheh 

Jumat, 24 Mei 2013



23 Mei 2013.
Singkat cerita, setelah maghrib saya berencana untuk menghadiri acara Dies Natalis PGSD di FKIP gedung 3. Sebenarnya rada males datang. Tapi karena saya adalah panitia (tapi jarang datang rapat, dan gak pernah ikut sibuk malah, Cuma nyumbang ide doank,, haha) setidaknya ya memunculkan batang hidunglah. Saya sms ke Keti minta jemput jam 6, datang lebuh awal untuk bantuin persiapan. Namun, sampai sana yang terjadi adalah saya Cuma duduk di kursi paling depan menonton panitia yang lain mempersiapkan panggung.
Kemudian datanglah Icha. Dia lapar dan saya ingin membeli jus. Akhirnya icha meminjam sepeda motor fawaid berencana untuk membeli makan. Tapi hujan rintik-rintik mulai turun. Rencana itupun kita urungkan dulu.  dari kejauhan terlihat si Ery berjalan menuju arah kami berdua beserta tas hitam acer yang selalu dibawa kemana-mana. Baru saja dia menginjakkan kaki di depan kami, kita berdua langsung mengutarakan keinginan kami tentang kelaparan yang melanda. Tanpa menolak, dia langsung menarik tangan saya dan membawa saya pergi membeli susu di Indomaret.
2 susu Indomilk, 2 mizone, dan satu kresek keripik campur sudah ditangan. Sampai dikampus Ery mengajak saya duduk di depannya kantin PGSD. Dan disinilah cerita dimulai,
Cerita berawal dari rencana kita dengan keluarga sakinah untuk mengunjungi Bromo dan Ranu kumbolo. Mulai deh browsing-browsing foto tentang itu. Ceritapun berlanjut samapi ke google earth. Kita mengunjungi antariksa, bumi, mars, dan bima sakti. Kemudian kamu mengajak saya untuk mengunjungi kota Tulung agung. Disana masih muter-muter terus belum ada tempat yang dituju.
Capek muter-muter di Tulung Agung, selanjutnya menuju Magetan, kotaku. Saya ajak kamu menuju Sarangan telebih dahulu sebelum mengunjungi rumahku. Sarangan sudah ketemu. Sekarang kita mencari jalan menuju rumahku. Sempet nyasar sampai Panekan. Ya, disinilah rumahku berada Bery. Rumah paling ujung dengan model letter U. Ery berkata, “yee, akhirnya aku menemukn rumahmu Du” (sambil cengingisan). “Ayo, sekarang ajak aku keliling dikotamu Ber, Tulung agung”, kataku.
Kemudian, jarinya mengetik kata “Tulung Agung”. Sampailah kita dikota Tulung Agung. Pada saat itu juga, kamu mulai bercerita tentang keluargamu. Tentang Bapak dan Emakmu. Tentang rumah Lor dan Rumah Kidul. Dan juga tentang Ibu & Bapakmu yang kamu panggil “Mbak & Mas”. Akupun mendengarkan ceritamu dengan baik. Aku cermati setiap perkataanmu. Sampai akhirnya kamu akan membuat saya menangis karena ceritamu. Untungnya saya masih bisa menahan tangis malam itu. Karena saya tak ingin merusak suasana malam itu dan jga ceritamu.
Malam ini, saya membayangkan bagaimana jika saya jadi kamu. Apakah saya bisa sekuat dan setabah dirimu? Kenapa kamu bisa seceria itu Ber? Akupun tak tahu harus bagaimana. Aku hanya bisa diam mendengarkan kamu bercerita. Kamu memang selalu terlihat ceria dengan kekonyolan yang sering kamu buat. Dan selalu membuat saya tertawa. Dengan imajinasimu yang begitu tinggi, bahkan kamu sering menciptakan keanehan yang bikin orang tertawa.
Dibalik keceriaanmu dan juga ketenanganmu ternyata ada kisah yang sungguh membuatku untuk selalu mensyukuri apa yang aku miliki sekarang. Dari kisahmu, kamu mengajari saya tentang “kesederhanaan dan bersyukur”. Kamu juga mengajarkan saya tentang ketenangan.
Tidak ada kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan dirimu Bery. Kamu orangnya memang menenangkan menurutku. Sepertinya kamu memang membawa energy positif bagi setiap orang yang dekat denganmu. Jika saya mendapatkan suatu masalah, paling nyaman memang bercerita denganmu Ber.
Bery, saya merasa beruntung bisa mengenal dirimu kawan. Meskipun kita sudah bersahabat hampir 3 tahun, ternyata banyak hal yang belum saya ketahui tentang dirimu, begitu juga kamu. Harapan saya, semoga obrolan seperti malam ini dapat kita lanjutkan di malam dan kesempatan yang lain lagi ya Bery. Harus itu.. :D
Terima kasih kawan. *bighug for u.. hehe
Description: D:\Photo\botani garden\Camera\2012-11-04 12.38.30.jpgsaya akan tetap menyayangi kawan, tenang gak akan tak injak kok. Hahaha,
Sampai disini dulu ya cerita tentang kamu. Kita lanjut lagi ntar,, :D

Rabu, 03 April 2013

Bukan Kebetulan

Pagi tadi, seperti biasa sebelum berangkat ke kampus, aku selalu mengecek isi tas coklat lusuhku. Kubuka dan kuperiksa satu-persatu isinya apakah ada yang masih tertinggal. Tidak ada yang tertinggal rupanya. Binder bersampulkan gambar tuan Krab (bosnya Spongebob) sudah ada. Dompet hitam sudah ada juga. Sudah lengkap ternyata.
Lalu kuambil dompetku untuk mengecek isinya. Saat kuambil dompet itu, ada sesuatu yang menempel di dompetku. Dan ternyata sebuah KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). Aku kira itu adalah KTMku sendiri. Ternyata bukan. Aku mulai mengamati dan membaca KTM itu. di KTM itu tertulis sebuah nama "Teguh". Aku amati foto di KTM itu baik-baik. Saat itu aku baru sadar bahwa itu adalah KTM milik adik kecil dengan vespa biru.
"Kenapa KTM ini bisa tertinggal ditasku?", tanyaku. Akupun teringat satu hal, yaitu PGSD CUP. Tiga hari yang lalu aku memang membawa KTM anak-anak PGSD CUP. Wajarlah kalo KTMnya adik kecil tertinggal. Padahal KTM yang lain sudah aku serahkan ke Yurfan.
Tapi, kenapa harus KTM adik kecil yang tertinggal ditasku? Apa ini petunjuk agar aku mengetahui namanya? Akupun bertanya-tanya pada diriku sendiri. Alahasil, aku tidak menemukan jawabannya.
Sebelum kejajadian hari ini, beberapa hari kemarin aku memang memikirkan adik kecil dengan vespa birunya. Dan saat itu aku kesulitan untuk mengingat namanya. Aku lupa. Kebetulan sekali KTMnya tertinggal ditasku. Jadi, aku bisa ingat namanya. Kebetulan sekali. Tapi aku tidak menyakini yang namanya "kebetulan".
Aku berpikir dan terus berpikir. "Aaargh, mungkin ini memang petunjuk dari Nya agar aku tau namanya. Tapi kenapa momentnya tepat sekali? Tepat disaat aku perlu tau namanya.
Hal ini membuatku berpikir tentang Kebetulan dan Takdir. Aku memang tidak percaya dengan adanya kebetulan. Gak ada yang kebetulan. Yang aku percaya semua itu sudah ditakdirkan Allah. Mungkin KTM yang tertinggal itu merupakan takdir Allah juga. Apakah kejadian itu juga sudah dituliskan Allah di Lauhul Mahfuz? Aku bertanya lagi.
Aku masih bertanya-tanya dan terus berpikir. Otakku terus mencoba menemukan jawabannya, tapi hasilnya nihil. Aku belum bisa menemukan jawabannya. Aku menyimpulkan, sepertinya aku harus mencari tahu tentang "Takdir Allah" dan apa itu "Kebetulan".

Pulang kuliah, aku langsung membuka Kiple putihku. Kutancapkan modem hitamku pada Kiple. Jari-jariku mulai menari diatas keyboard. Pertama, aku bertanya ke Eyang google. Disana aku menemukan sedikit pencerahan. Tapi jawabannya juga belum ketemu. Aku putuskan untuk mencari dari sumber lain. Banyak referensi yang telah kubaca dan akhirnya aku menemukan jawabannya.
Aku mulai menyimpulkan bahwa memang benar tidak ada yang namanya kebetulan. Semua yang terjadi dalam hidupku dan orang-orang yang berhubungan denganku telah direncanakan oleh Allah. Dan kebetulan itu merupakan salah satu bagian dari takdir Allah. Jadi, aku tidak perlu lagi bertanya-tanya tentang takdir dan kebetulan. Karena aku percaya semua adalah takdir Allah. Baik ataupun buruk harus diterima, disyukuri. DUIT harus tetap berjalan. Rencana Allah akan indah pada waktunya. hehehehheheh.. :)

#DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal)

Rabu, 20 Maret 2013

ORGANISASI KOMPETENSI DASAR DALAM MATA PELAJARAN (KURIKULUM 2013)



 Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan  terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.

Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.

Kuliah Subuh




Sebenernya paling males kalo harus kuliah subuh alias jam ke nol.. bukannya gak bisa bangun pagi sih, tapi biasanya habis sholat subuh aku tidur lagi.. hahhaa
dan kondisiku ketika harus menghadiri kuliah jam ke nol adalah NGANTUK,
kalo boleh jujur, kuliah jam ke nol itu ditiadakan saja,, heheh