23 Mei 2013.
Singkat cerita, setelah maghrib
saya berencana untuk menghadiri acara Dies Natalis PGSD di FKIP gedung 3.
Sebenarnya rada males datang. Tapi karena saya adalah panitia (tapi jarang
datang rapat, dan gak pernah ikut sibuk malah, Cuma nyumbang ide doank,, haha)
setidaknya ya memunculkan batang hidunglah. Saya sms ke Keti minta jemput jam
6, datang lebuh awal untuk bantuin persiapan. Namun, sampai sana yang terjadi
adalah saya Cuma duduk di kursi paling depan menonton panitia yang lain
mempersiapkan panggung.
Kemudian datanglah Icha. Dia
lapar dan saya ingin membeli jus. Akhirnya icha meminjam sepeda motor fawaid
berencana untuk membeli makan. Tapi hujan rintik-rintik mulai turun. Rencana
itupun kita urungkan dulu. dari kejauhan
terlihat si Ery berjalan menuju arah kami berdua beserta tas hitam acer yang
selalu dibawa kemana-mana. Baru saja dia menginjakkan kaki di depan kami, kita
berdua langsung mengutarakan keinginan kami tentang kelaparan yang melanda.
Tanpa menolak, dia langsung menarik tangan saya dan membawa saya pergi membeli
susu di Indomaret.
2 susu Indomilk, 2 mizone, dan
satu kresek keripik campur sudah ditangan. Sampai dikampus Ery mengajak saya
duduk di depannya kantin PGSD. Dan disinilah cerita dimulai,
Cerita berawal dari rencana kita
dengan keluarga sakinah untuk mengunjungi Bromo dan Ranu kumbolo. Mulai deh
browsing-browsing foto tentang itu. Ceritapun berlanjut samapi ke google earth.
Kita mengunjungi antariksa, bumi, mars, dan bima sakti. Kemudian kamu mengajak
saya untuk mengunjungi kota Tulung agung. Disana masih muter-muter terus belum
ada tempat yang dituju.
Capek muter-muter di Tulung
Agung, selanjutnya menuju Magetan, kotaku. Saya ajak kamu menuju Sarangan
telebih dahulu sebelum mengunjungi rumahku. Sarangan sudah ketemu. Sekarang kita
mencari jalan menuju rumahku. Sempet nyasar sampai Panekan. Ya, disinilah
rumahku berada Bery. Rumah paling ujung dengan model letter U. Ery berkata, “yee,
akhirnya aku menemukn rumahmu Du” (sambil cengingisan). “Ayo, sekarang ajak aku
keliling dikotamu Ber, Tulung agung”, kataku.
Kemudian, jarinya mengetik kata “Tulung
Agung”. Sampailah kita dikota Tulung Agung. Pada saat itu juga, kamu mulai
bercerita tentang keluargamu. Tentang Bapak dan Emakmu. Tentang rumah Lor dan Rumah
Kidul. Dan juga tentang Ibu & Bapakmu yang kamu panggil “Mbak & Mas”. Akupun
mendengarkan ceritamu dengan baik. Aku cermati setiap perkataanmu. Sampai akhirnya
kamu akan membuat saya menangis karena ceritamu. Untungnya saya masih bisa
menahan tangis malam itu. Karena saya tak ingin merusak suasana malam itu dan
jga ceritamu.
Malam ini, saya membayangkan
bagaimana jika saya jadi kamu. Apakah saya bisa sekuat dan setabah dirimu? Kenapa
kamu bisa seceria itu Ber? Akupun tak tahu harus bagaimana. Aku hanya bisa diam
mendengarkan kamu bercerita. Kamu memang selalu terlihat ceria dengan
kekonyolan yang sering kamu buat. Dan selalu membuat saya tertawa. Dengan imajinasimu
yang begitu tinggi, bahkan kamu sering menciptakan keanehan yang bikin orang
tertawa.
Dibalik keceriaanmu dan juga
ketenanganmu ternyata ada kisah yang sungguh membuatku untuk selalu mensyukuri
apa yang aku miliki sekarang. Dari kisahmu, kamu mengajari saya tentang “kesederhanaan
dan bersyukur”. Kamu juga mengajarkan saya tentang ketenangan.
Tidak ada kata-kata yang tepat
untuk mendeskripsikan dirimu Bery. Kamu orangnya memang menenangkan menurutku. Sepertinya
kamu memang membawa energy positif bagi setiap orang yang dekat denganmu. Jika saya
mendapatkan suatu masalah, paling nyaman memang bercerita denganmu Ber.
Bery, saya merasa beruntung bisa
mengenal dirimu kawan. Meskipun kita sudah bersahabat hampir 3 tahun, ternyata
banyak hal yang belum saya ketahui tentang dirimu, begitu juga kamu. Harapan saya,
semoga obrolan seperti malam ini dapat kita lanjutkan di malam dan kesempatan
yang lain lagi ya Bery. Harus itu.. :D
Terima kasih kawan. *bighug for
u.. hehe
saya akan tetap menyayangi kawan, tenang
gak akan tak injak kok. Hahaha,
Sampai disini dulu ya cerita
tentang kamu. Kita lanjut lagi ntar,, :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar